Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, yang mempunyai perbatasan wilayah antara lain sebelah utara berbatasan dengan Desa Pangalengan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pangalengan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pangalengan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kertasari.
Ditinjau dari ketinggiannya wilayah Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung terletak pada ketinggian ± 1200 m dari permukaan laut karena tingginya letak wilayah ini dari permukaan laut, maka suhu rata-rata pun tinggi. Menurut hasil pencatatan temperatur di kantor Kecamatan Pangalengan, suhu di wilayah ini berkisar antara 13°C – 25O C, sedangkan jumlah hari hujan terbanyak adalah 121 hari dan angka curah hujan 2300 mm per-tahun. Ditinjau dari topografinya, wilayah Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan memiliki bentuk permukaan, berombak, perbukitan, dan pegunungan. Dengan demikian bentuk wilayah pemukaan bumi di Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung bervariasi dari dataran, berombak.
Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung memegang teguh pada sosial budaya yang sama pada dataran Jawa Barat yaitu Sunda di mana adat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya menggunakan adat Sunda, tidak jarang para pendatang dari luar Kecamatan Pangalengan beradaptasi dengan lingkungan budaya Sunda. Dalam perekonomian, Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan merupakan perekonomian menengah ke bawah, karena kebanyakan dari penduduk Desa Margamukti adalah buruh Kebun, meskipun ada juga yang telah menjadi karyawan BUMN. Kualitas penduduk merupakan modal dasar perkembangan suatu daerah.
Dalam menghadapi era globalisasi dituntut untuk meningkatkan kualitas manusia. Sebagai salah satu usahanya yaitu melalui peningkatan pendidikan. Sebab, melalui pendidikan kualitas manusia dapat dikembangkan terutama segi kemampuan intelektualnya agar tidak ketinggalan zaman yang semakin berkembang kepada perkembangan teknologi yang mutakhir. Mengenai komposisi pendidikan masyarakat Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan masih beragam, ada yang belum sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar, tamat SMP, tamat SMA dan Perguruan Tinggi, hal ini ditentukan juga oleh tingkat pendapatan masyarakatnya.
Potensi Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan berkembang dalam bidang pertanian dan perkebunan sehingga pendidikan menjadi modal utamanya. Tidak hanya melalui pendidikan formal di Kecamatan Pangalengan mempunyai pendidikan non formal, dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat menjadi meningkat.
Kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan merupakan hal yang utama, untuk itu membaca menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia di Desa Margamukti. Buku, Referensi/Rujukan/Undang-undang, Majalah, Surat Kabar, Komputer/CD Room, Micro Film, Perbandingan Bahasa, dan lain-lain merupakan sumber yang dapat meningkatkan wawasan masyarakat, boleh dibilang bahwa minat baca masyarakat Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan cukup tinggi. Dalam rangka memotivasi masyarakat di bidang membaca perlu upaya dalam bentuk pemberian fasiltasi. Melalui Program Perputakaan di Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan dapat memfasilitasi minat baca dari masyarakat. Dimulai dari niat dan keinginan kuat untuk meningkatkan minat baca masyarakat Desa Margamukti.
Tahun 2007 bulan Agustus semangat kemerdekaan RI kami aplikasikan dengan mengumpulkan buku-buku layak pakai membeli dari warga sekitar, kertas dan buku dengan harga Rp. 500,-/Kg untuk dimanfaatkan, yang masih layak pakai kami koleksi dan yang sudah rusak kami jual, dengan kegiatan tersebut terkumpulah sekitar 900 eks buku yang masih layak pakai. Kemudian desa menyediakan ruangan yang cukup besar untuk kami gunakan sebagai ruang perpustakaan, sarana dan prasaranaya meja, kursi dan lemari yang masih bisa kami gunakan hibah dari SD Kertamanah ikut memberi semangat kami untuk membuat Perpustakaan yang lebih maju. Karena koleksi kami belum bertambah dan dirasa warga kurang menarik, maka kami inisiatif untuk mengunjungi Perpustakaan Kabupaten Bandung agar dapat membantu kami memberikan buku-buku yang menarik bagi warga masyarakat Desa Margamukti. Untuk mendapatkan buku tersebut pun tidak lah mudah, supaya dapat dimanfaatkan dengan baik kami diikutkan bintek terlebih dahulu sekitar bulan November 2007, tidak cukup sampai bintek di tingkat Kabupaten untuk mendapatkan buku, sekitar bulan November 2008 kami diikutkan kembali Bintek tingkat Provinsi, setelah selesai Bintek kami menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan buku, pada akhirnya buku pun datang sekitar 600 eks dan disambut oleh kami dengan penuh suka cita.
Bulan Januari 2009 tahun baru, semangat baru, perpustakaan kami akhirnya diresmikan oleh Kepala Desa Margamukti dan kami pun mendapat respons yang positif dari masyarakat, bahkan ada siswa PKL dari SMA Lajuardi Jakarta menghibahkan sekitar 200 eks buku, yang menurut kami bukunya sangat menarik.
Bulan berganti bulan yang tidak kami sangka, ketika kami optimis perpustakaan kami maju pesat, tanggal 2 September 2009 gempa tektonik 7,2 skala Richter mengguncang Pangalengan termasuk kami di Desa Margamukti, bangunan perpustakaan kami hancur hampir rata dengan tanah, buku yang sudah terkumpul sekitar 1700 eks, tertimbun reruntuhan bangunan, apalah daya musibah ini menghancurkan semua yang kami kumpulkan, beberapa hari setelah gempa kami berusaha tuk menyelamatkanbuku-buku tersebut tapi hanya sekitar 300 eks yang bisa kami selamatkan dari reruntuhan karena kami juga harus membagi waktu dengan keluarga membantu mereka membereskan rumah kami yang hancur.
Dengan semangat kami dan rasa optimisme agar perpustakaan tetap ada awal tahun 2010 kami berbenah diri meminjam ruangan madrasah Al-Ikhsan Rancamanyar Desa Margamukti di gunakan sebagai kegiatan Perpustakaan sementara, kegiatan pun semarak dengan antusiasme para ibu-ibu, membuat olahan-olahan makanan ringan hasil membaca.
Tahun 2010 akhir rencana kami memindahkan perpustakaan disambut oleh Kepala Desa, karena beliau besama sebuah Yayasan merehab ruangan untuk Perpustakaan. Tetapi ketika kami berbenah diri, bulan Desember 2010 apalah daya kami sebagai pengelola perpustakaan ternyata Tuhan memberikan cobaan kembali, banjir bandang sekitar 1 m yang melanda Kp. Rancamanyar iktut merendam Perpustakaan sementara, kami sangat terpukul dengan kejadian tersebut administrasi yang telah kami susun, buku-buku yang kami koleksi akhirnya hancur hanya bagian atas rak yang bisa terselamatkan sekitar 100 eks.
Dengan kejadian-kejadian tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk membangun Perpustakaan, akhir bulan Desember kami dapat bantuan buku Library in The Box dari Rotary. Dan awal Januari 2011 kami dipertemukan dengan Yayasan dan Perpusda Kabupaten Bandung yang siap membantu kami berjuang demi tercapai sebuah cita-cita ingin menjadikan perpustaakaan sebagai wahana baca yang dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia khususnya warga masyarakat Pangalengan dan umumnya warga Indonesia.